Tabung Gas Elpiji Meledak Lagi? Gunakan Rubber Seal Inovasi Pusat Penelitian Karet

Palembang – Kejadian tabung gas elpiji meledak nyatanya masih jadi momok yang menakutkan buat warga s/d sekarang. Masalah paling baru berlangsung pada, dalam suatu rumah makan di Depok, Jawa Barat (Jawa barat). Kejadian menyebabkan dua orang pegawainya alami cedera bakar.

Masalah ini kelihatannya belum dipandang serius oleh beberapa faksi. Dapat dibuktikan dengan masih ramainya insiden ledakan tabung gas elpiji. Ditambah lagi semenjak ditargetkan alterasi minyak tanah ke gas elpiji pada tahun 2007.

Berdasar hasil analisa serta riset, kebocoran gas elpiji bisa dikarenakan oleh faktor-faktor, diantaranya pemakaian rubber seal yang kualitasnya kurang baik. Rubber seal adalah karet perapat yang dipasang pada katup tabung gas elpiji untuk menahan berlangsungnya ledakan karena kebocoran gas elpiji.

Sebetulnya pemerintah sudah lakukan mengantisipasi gas elpiji meledak dengan membuat Standard Nasional Indonesia (SNI) Nomer 7655:2010 mengenai ‘Karet Perapat (Rubber Seal) pada Katup Tabung Elpiji’.

Di tahun 2012, SNI itu sudah diresmikan dengan harus berdasar Ketentuan Menteri (Permen) Perindustrian RI Nomer: 67/M-IND/PER/6/2012. Tetapi dalam praktiknya di lapangan, masih beredar banyak karet perapat yang belum penuhi kriteria SNI.

Sekitar delapan buah sampel karet perapat yang tersebar di market sudah ditest berdasar patokan yang dipersyaratkan di SNI, yakni uji dimensi serta ketahanan di n-pentana atau cairan uji alternatif LPG.

Hasil sampel itu tidak penuhi dimensi yang dipersyaratkan di SNI. Sedang untuk patokan ketahanan di n-pentana, sekitar 67% atau empat dari enam sampel rubbel seal yang berlogo SNI tidak penuhi kriteria. Untuk sampel non-SNI, kedua-duanya tidak penuhi kriteria SNI.

Data itu memvisualisasikan rendahnya kesadaran pebisnis akan utamanya aplikasi SNI dalam kehidupan seharian, khususnya yang terkait dengan nyawa serta keselamatan manusia.

Pengawasan yang rendah dari pemerintah jadi satu diantara unsur yang mengakibatkan masih ramainya peredaran karet perapat yang belum penuhi kriteria SNI di tengahnya warga, walau sebenarnya ini benar-benar dibutuhkan.

Peraturan serta sangsi yang tegas buat produsen serta distributor karet perapat non-SNI, butuh diatur untuk jamin keselamatan warga pemakai gas elpiji, supaya tidak berlangsung masalah gas elpiji meledak.

Kualitas Rubber Seal

Pusat Riset (Puslit) Karet jadi instansi Pusat Favorit Iptek (PUI) bagian perkaretan yang sudah diputuskan oleh Kementerian Analisa serta Tehnologi serta Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di tahun 2014, sudah sukses membuat pengembangan karet perapat gas elpiji berbasiskan karet alam yang penuhi kriteria SNI.

Riset tentang rubber seal berbasiskan karet alam oleh Pusat Riset Karet sudah diawali semenjak tahun 2015-2016 dengan suport permodalan dari Kemenristekdikti lewat program Stimulan Analisa Skema Pengembangan Nasional (Insinas). Di tahun 2017 diteruskan dengan pola permodalan yang semakin besar, yakni Stimulan Tehnologi yang Digunakan di Industri.

Rubber seal hasil pengembangan dari Puslit Karet memakai kombinasi bahan alam, yakni karet alam, hingga bisa tingkatkan penyerapan karet alam di negeri serta memberi dukungan kearifan sumber daya lokal. Karet perapat hasil pengembangan Puslit Karet bisa digunakan lebih dari 30 hari.

Sedang usia gunakan karet perapat lain yang berada di market biasanya kurang dari 30 hari. Karenanya, setiap saat lakukan pengisian lagi gas elpiji, karet perapat harus ditukar dengan yang baru.

Kompetisi harga yang ketat di market, kelihatannya jadi unsur lain yang mengakibatkan peredaran karet perapat dengan kualitas yang belum penuhi kriteria SNI. Karet perapat ini masih disukai khususnya oleh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) di semua Indonesia.

Harga juga di jual dibawah Rp 100 per buah, sedang karet perapat ber-SNI hasil pengembangan Pusat riset Karet di rata-rata Rp 120 per buah.

Keselamatan Pemakai Elpiji

Dengan produksi serta kualitas, karet perapat pada harga dibawah Rp 100 susah penuhi kriteria SNI, sebab cukup mahalnya harga beberapa bahan untuk formulasi elemen karet agar penuhi kriteria SNI.

Lebih mahalnya harga karet perapat yang telah penuhi kriteria SNI, mengakibatkan daya saingnya di pasar alami penurunan. Bila dibanding dengan pengaruhnya pada keselamatan nyawa, pasti perbandingan Rp 20 ialah nominal yang benar-benar kecil.

Minimnya kesadaran pebisnis akan utamanya memakai karet perapat yang aman serta penuhi kriteria SNI. Dan, minimnya pengawasan aplikasi SNI itu, butuh mendapatkan perhatian. Dua hal di atas penting, sebab efeknya bisa meneror keselamatan bila memakai karet perapat yang kualitasnya tidak penuhi kriteria SNI.

Selanjutnya, warga yang dirugikan dengan ramainya insiden ledakan tabung gas elpiji. Akankah kita merelakan nyawa kita melayang-layang percuma karena hanya nilai uang Rp 20? Pasti kita tidak inginkan hal itu berlangsung.

Karenanya, silahkan kita junjung aplikasi SNI untuk karet perapat gas elpiji dengan memakai produk yang telah penuhi kriteria SNI, seperti yang telah dibuat oleh Pusat Riset Karet.

About the author: radit

Related Posts

Leave a Reply