Cara Menanam Temulawak Di Rumah Dengan Benar

Cara Menanam Temulawak Di Rumah Dengan Benar

 

Temulawak merupakan salah satu tanaman obat yang masih satu kelompok dengan tumbuhan rumpun berbatang semu.Tanaman ini tersebar luas di Indonesia dan Malaysia hingga ke seluruh dunia. Sebagaimana tanaman herbal tempuyung, temulawak di tanam secara konvensional dengan skala kecil tanpa menggunakan tehnik budidaya yang biasanya, karena itu cara menanam temulawak dinilai sangat menantang. Berikut ini bagaimana cara budidaya temulawak di Indonesia:

Syarat Pertumbuhan – Cara Menanam Temulawak

 

Secara alami tumbuhan ini akan tumbuh dengan sangat baik di tempat yang teduh dan juga terlindungi dari paparan sinar matahari. Habitat alaminya adalah di bawah naungan pohon jati atau pohon bamboo. Akan tetapi, temulawan bisa dengan mudah kita temukan di tempat yang cukup terik seperti tanah tegalan. Pada dasarnya, temulawak mampu beradaptasi dengan sangat baik pada cuaca tropis khas Indonesia.

 

Media Tanam

 

Sesungguhnya perakaran temulawak bisa beradaptasi dengan sangat baik di berbagai jenis tanah baik itu tanah yang berkapur, tanah berberpasir, tanah agak berpasir atau tanah yang berliat. Akan tetapi, untuk dapat memproduksi rimpang dengan baik dan optimal, kita membutuhkan tanah yang gembur dan subur dengan drainase yang sangat baik.

 

Sehingga pemupukan anorganik maupun organik yang dibutuhkan untuk memberikan unsur hara yang mencukupi sekaligus menjaga struktur tanah supaya tetap gembur. Tanah yang memiliki kandungan bahan organik dibutuhkan untuk menjaga supaya tanahnya tidak mudah untuk tergenang oleh air.

 

Ketinggian Tempat

Tumbuhan ini bisa tumbuh dengan sangat baik di tempat yang tingginya 5-1000 meter dpl. Kandungan pati paling tinggi terdapat di dalam rimpang yang diperoleh saat tanaman ditanam di atas ketinggian 240 meter dpl. Tanaman temulawak ditanam di atas dataran tinggi untuk menghasilkan rimpang yang memiliki kandungan minyak atsiri.

 

Cara Menanam Temulawak yang Mudah

Penanaman dilakukan dengan cara monokultur dan alangkah baiknya bila cara menanam temulawak di aplikasikan di awal musim hujan terkecuali bila kawasan Anda memiliki pengairan yang mencukupi. Fase awal pertumbuhan temulawak adalah disaat tanaman ini membutuhkan banyak air.

 

Buatlah lubang tanam di atas petakan atau bedengan yang dibuat berukuran 30×30 cm dan kedalamannya mencapai 60 cm, buat jarak lubangnya 60×60 cm. Tanam bibit temulawak ke dalam lubang tanam, posisikan mata tunasnya menghadap tepat ke atas, lalu timbunlah bibit tersebut dengan tanah hingga sedalam 10 cm.

 

Pemeliharaan – Cara Menanam Temulawak

Tanaman temulawak yang telah rusak bahkan mati harus segera diganti oleh bibit yang masih sehat sebagai bibit cadangan. Proses penyiangan gulma harus dilakukan baik di pagi maupun sore hari, gulma yang tumbuh subur di atas bedengan harus disiangi dengan baik agar tidak merusak atau membuat bakal tanaman temulawak mati.

baca juga : harga bibit tanaman

Sedangkan kegiatan pembubunan harus dilakukan pada saat pertanaman rimpang tujuannya untuk memberikan media tumbuh yang cukup baik bagi rimpan temulawaknya. Pembubunan ini dilakukan dengan cara menimbun area perakaran kembali dengan tanah yang telah jatuh terbawa oleh air, pembubunan harus dilakukan secara rutin setelah Anda selesai melakukan penyiangan.

 

Pemupukan

 

Pada pertanian organik tidak memakai bahan kimia tidak terkecuali pada pupuk buatan serta obat-obatan, maka pupuk yang diberikan adalha pupuk organik yakni memakai pupuk kompos organik maupun pupuk kandang. Pemberian pupuknya dilaksanakan pada awal menanam temulawak yang dicampur dengan tanah.

 

Cara Membudidayakan Temulawak

Tanaman temulawak merupakan salah satu jenis tanaman obat, yang biasanya digunakan sebagai obat herbal dan alternatif berbagai penyakit yang menyerang kesehatan tubuh. temulawak ini tumbuh dengan berumpun dan juga memiliki batang semu serta tanaman ini juga termasuk kedalam umbi tunas yang tumbuh didalam tanah. Temulawak ini diduga berasal dari Asia tenggara terutamanya pada Malaysia yang menyebar luas di berbagai wilayah, salah satunya Indonesia.

 

Dalam budidaya tanaman temulawak ini memang tergolong sangat sederhana dan mudah, namun perlu diperhatikan bahwa dalam penanaman harus memperhatikan media tanam, serta kondisi sebelum penanaman dimulai. Hal ini dikarenakan sangat mempengaruhi tanaman temulawak dan hasil yang akan di berikan. Berikut cara budidaya temulawak dengan mudah dan sederhana.

 

Cara Budidaya Temulawak

Pembibitan

Pembibitan atau perbanyakan tanaman temulawak ini biasanya menggunakan rimpang utama maupun tunas yang dihasilkan, keperluaan tanaman ini tergantung dengan luas dalam penanaman temulawak.

 

Persyaratan bibit

Persyaratan ini juga sangat mempengaruhi hasil produksi yang akan dihasilkan, oleh karena itu sangat disarankan untuk memiliki bibit yang berkualitas sebagai berikut :

 

  • Rimpang anakan dan indukan berasal dari tanaman berkualitas
  • Rimpang anakan dan indukan sudah berumur lebih dari 10 bulan
  • Memiliki mata tunas sekitar 2-3
  • Tidak dalam terserang hama dan penyakit
  • Tidak abnormal ( cacat )
  • Tumbuh dengan baik dan maksimal

 

Pengeloahan media tanaman

Pengelolahan media tanam ini sebenarnya sangat sederhana dilakukan yaitu sebegai berikut :

 

  • Menyiapkan media lahan untuk penanaman, lakukan sanitasi dan juga pengemburan
  • Membersihkan lahan dengan seksama dari gulma atau tanaman liar
  • Membuat bedengan dengan lebar 100-200 cm, tinggi 30 cm, dan jarak bedengan sekitar 30-40 cm
  • Membuat aliran drainase air dengan baik, mencegah pengendapan air berlebihan didalam

 

Penanaman temulawak

  • Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, pada pagi hari sekitar jam 08.00 wib.
  • Membuat lubang tanam sekitar dengan kedalaman 30-60 cm, ukuran lubang 30 x 30 cm dan jarak lubanh 60 x 60 cm.
  • Penanaman dilakukan dengan cara memsukan rimpang kedalam lubang tanam, lalu menimbun tanah kembali hingga rimpang tertutup.
  • Lalu kakukan penyiraman awal, hingga tanah basah.

 

Pemeliharaan temulawak

Pemeliharaan temulawak ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Penyulaman : Menanam kembali tanaman yang tidak tumbuh atau mati dengan tanaman baru

 

Penyiangan : Membersihkan tanaman liar dan juga gulma yang menghambat pertumbuhan temulawak

 

Pembubunan : Melakukan penimbunan terhadap tanaman dengan tujuan untuk membersihkan tanaman dan menghambat perkembangan hama dan penyakit

 

Penyiraman : penyiraman pada temulawak ini sebaiknya dilakukan dua kali dalam sehari, dan juga harus tidak berlebihan serta kekurangan  pada media tanah.

 

Pemupukan : Pemupukan pada tanaman ini biasanya menggunakan pupuk organik dan anorganik, sekitar 2- 3 bulan sekali bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan juga mengemburkan media tanah.

 

Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman temulawak ini ulat jangkal, tanah, lalat rimpang, yang dapat bisa dilakukan pengendalian dengan menyemprotkan Insektisida Kiltop 500 EC, sedangkan penyakit yan sering menyerang tanaman temulawak ini biasanya jamur fusarium, dan dan penyakit layu yang bisa dikendalikan dengan penyemprotan fungsida diamzeb 80 WP dan Agrimycin 15 Wp.

 

Pemanenan temulawak

Pemanenan tanaman ini biasanya dilakukan sekitar 9-10 bulan , dengan cara menggali media tanah dan rumpun diangkat bersamaan dengan akar dan rimpangnya.  Pemanenan tanaman ini dilakukan sebaiknya pada musim kemarau pada sore dan pagi hari. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas tanaman dan juga hasil dari produktivitas temulawak.

About the author: Rafi

Related Posts

Leave a Reply